Menghasilkan ayam aduan unggulan  bisa dilakukan sejak dini. Bahkan,  ketika ayam tersebut masih berbetuk telur bisa kita tentukan mana yang  bagus dan mana yang tidak. Meskipun nantinya anakan yang dihasilkan  tidak seratus persen berkualitas, tapi setidaknya cara ini bisa  meminimalisir adanya ayam aduan yang kurang berkualitas.  
Untuk menghasilkan ayam aduan yang berkualitas, pemilihan indukan  juga menjadi penentu kualitas anakan yang dihasilkan. Indukan yang  dikawinkan harus mempunyai silsilah keturunan yang bagus, sehingga  nantinya bisa mengahsilkan telur-telur bagus dan kualitas anakan yang  mumpuni. Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas ayam  aduan untuk menjadi Hi-quality. Salah satunya adalah seleksi telur dan  tekhnik perawatannya. Tidak hanya harus benar, namun juga ketelitian  sangat menentukan hasil kerja kita.
Membuat Sarang Eram
Peran sarang ini menjadi sangat penting manakala indukan yang kita  gunakan termasuk ayam yang cukup sulit mengerami telur. Menghadapi  karakter ayam demikian kita harus benar-benar memperhatikan sarang  eramnya. Biasanya sarang eram akan menjadi tempat ayam menyimpan telur  sebelum masuk tahap pengeraman.
Normalnya, sarang eram yang baik tidak terkena sinar matahari langsung,   Biasanya sarang ini dibuat pada daerah bayangan, karena jika terkena  sinar matahari langsung biasanya ayam tidak mau bertelur pada tempat  tersebut, kalaupun bertelur tapi jumlahnya sangat sedikit. Perlu juga  diatur sirkukulasi udaranya agar indukan tersebut nantinya betah untuk  mngerami telurnya.
Perlengkapan untuk membuat sangkar eram adalah box yang terbuat dari  kayu atau bambu. Pada bagian tengah box diberi piring atau baskom baru  kemudian ditutup dengan jerami, hal ini bertujuan untuk memberi bentuk  cekungan pada sarang eram sehingga telur tidak mudah berpindah tempat.  Sarang eram sebaiknya diberi dinding yang berlubang untuk memberikan  perlindungan dari pengaruh lingkungan sekitarnya.
Perlindungan indukan dari kutu ayam bisa dilakukan dengan mengambil daun  tembakau dicampur dengan jerami sebanyak satu genggam dan diletakan  disekeliling sarang eram. Efek bau yang ditimbulkan oleh tembakau akan  mengusir kutu dari indukan tapi tidak mempengaruhi induk yang sedang  mengerami.
Persiapan Pengeraman 
Untuk mendapatkan ayam aduan yang unggul kita harus mempersiapkan  proses pengeraman dengan baik agar anakan yang dihasilkan bisa sehat dan  bagus. Tahapan persiapan bisa dilakukan dengan melakukan metode berikut  ini:
1. Telur yang akan ditetaskan harus diseleksi terlebih dahulu, jangan  pilih telur yang ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil, pilih  ukuran telur yang sama besar satu dengan yang lainnya.
2. Kulit telur harus bersih, tidak kotor atau tidak pecah. Hal ini akan  mempengaruhi indukannya, karena indukan akan cenderung mematuk telur  yang kotor atau pecah.
3. Sebelum ditetaskan, sebaiknya telur tidak disimpan lebih dari 14  hari, apalagi pada musim panas. Sebaiknya diperiksa apakah suhu yang  dihasilkan indukan untuk penetasan bisa mencapai suhu 50-60 derajat  fahrenheit dan tidak boleh lebih dari 65o F atau sekitar 38.3o C.  Kelembaban dalam ruangan sebaiknya diatur hingga mencapai 80% – 90%  untuk memberikan kesejukan pada indukan, atau taruh sarang eram  berdekatan dengan air.
4. Sebelum mengerami, indukan betina sebaiknya dijaga kesehatan dan  staminanya agar pada saat mengerami kondisinya tidak droop dan ayam  tidak mudah lelah selama proses pengeraman
Pada saat musim kemarau, ayam betina tidak akan menetaskan telur  dengan baik,  tingginya suhu akan membuat ayam betina mudah lelah. Untuk  mengatasinya, kita harus menyemprotkan air kepada induk tersebut pada  pagi dan sore hari agar ayam tidak mudah lelah dan tidak mudah turun  dari sarang eraman.
Bila ayam betina tidak mau mengerami telur atau ragu-ragu untuk  mengerami telur, cobalah ganti dengan telur dari betina yang lainnya  atau mengakalinya dengan telur palsu agar dierami. Upaya ini untuk  mencegah telur-telur yang telah terpilih dipatuk indukan. Jika selama  1-2 hari indukan tersebut mau mengerami telur tersebut maka segera ganti  telur palsu dengan telur yang sesunguhnya.
Telur 1-2 dari indukan sebaiknya tidak ditetaskan karena biasanya telur  tersebut tidak berkualitas. Satu induk ayam bisa mengerami antara 10-12  butir telur atau tergantung kemampuan ayam menutupi seluruh telur dengan  badan dan bulu-bulunya. Jika induk memproduksi telur melebihi kapasitas  eramnya, segera pindahkan telur tersebut untuk dierami oleh indukan  lainnya. Induk akan mengerami telurnya sepanjang malam dan mencari makan  pada pagi hari. Ketika siang hari, ayam akan mengerami telur selama  kurang lebih 2 jam, kemudian turun untuk mencari makan. Setelah cukup  makan dia akan kembali mengerami telurnya kembali, setelah kurang lebih 2  jam, indukan tersebut akan mencari makan lagi, demikian seterusnya  hingga sepanjang hari.
Pada saat proses pengeraman, sebaiknya siapkan makanan dan minuman  didekat tempat pengeraman agar indukan tidak terlalu lama meninggalkan  tempat pengeraman untuk mencari makanan. Jangan sampai membiarkan  indukan ayam kelaparan karena hal ini akan menurunkan naluri indukan  tersebut untuk mengerami telurnya. Selain itu jika indukan ayam terlalu  banyak diganggu, maka mereka akan meninggalkan sarang eram, mereka dan  tidak mau lagi mengerami telurnya.
Memeriksa Telur
Pada saat telur telah dierami selama 2 minggu, kita bisa mengamati  telur dengan cara meneropongnya. Gulung kertas hingga berbentuk silinder  dan kemudian teropong bagian ujung yang lebih kecil pada telur dibawah  sinar matahari atau lampu. Telur yang bagus, mulai berusia 7 hari sudah  memperlihatkan adanya pembuluh darah didalamnya dan berbentuk seperti  jaring-jaring, berwarnamerah dan berada ditengah. Jaringan inilah  nantinya yang akan berkembang menjadi anak ayam. Usia 14 hari, jaringan  pembuluh darah tersebut akan tumbuh hampir memenuhi bagian dalam telur.
Telur yang buruk atau adanya sperma mati dalam telur jika diteropong  akan kelihatan noda hitam atau adanya cairan berwarna hitam dalam telur.  Telur yang tidak jadi, pada minggu pertama sudah bisa dilihat dengan  adanya gumpalan hitam dalam telur, tidak berwarna merah dan tidakseperti  jaringan seperti pembuluh darah, berwarna pucat atau tampak adanya noda  hitam dibawah kulit. Rusaknya telur pada usia 2 minggu juga menunjukan  gejala yang sama pula. Jika pada saat memeriksa telur tersebut kita  menemukan telur yang telah mati, sebaiknya kita menyingkirkan telur  tersebut karena hal ini bisa mengganggu telur lainnya atau bisa  menimbulkan bau yang tidak sedap.
Pada saat masa pengeraman telah menginjak hari ke-20, ayam dalam telur  telah sepenuhnya tumbuh menjadi ayam dan mereka mulai berusaha untuk  mencari jalan keluar. Kita tidak boleh terlalu buru-buru untuk  memindahkan anaka ayam tersebut, tunggulah sampai seluruh telur menetas,  dan pada hari ke 22 seluruh anak ayam berserta indukan bisa dipindahkan  ke sangkar khusus untuk melindungi anakan ayam. Pemberian pakan harus  disesuaiakan dengan ukuran ayam.
Setelah masa pengeraman, sebaiknya kita tidak mengumbar indukan dan  anaka ayam tersebut karena akan berbahaya bagi anak ayam dan juga  indukan ayam. Indukan ayam tidak boleh terlalu banyak bergerak karena  mereka butuh waktu istirahat setelah mengerami, tetapi pastikan indukan  tersebut melindungi anakan ayam pada waktu malam hari.
 Perawatan Untuk Anakan Ayam
Setelah ayam menetas, sebaiknya biarkan indukan mengasuh anaknya  selama kurang lebih 3 hari, untuk memberikan kesempatan kepada anakan  tumbuh lebih kuat. Baru kemudian pisahkan anak ayam untuk dirawat secara  intensif. Anakan ayam yang dipisahkan dengan induknya semenjak usia  dini akan lebih cepat belajar untuk bertahan hidup daripada anak ayam  yang dirawat oleh induknya sendiri. selain itu kesempatan untuk hidup  juga cukup tinggi karena anak ayam akan terhindar dari bahaya lingkungan  sekitar selama anak ayam tersebut diletakan dalam tempat yang benar.
Dengan perawatan sendiri akan membantu anak ayam lebih cepat tumbuh  karena kita bisa memberikan anakan ayam makanan yang berkualitas dan  juga dalam kuantitas yang dibutuhkan oleh anakan ayam tersebut. Jika  anakan dipelihara oleh induknya, mereka tidak akanmendapatkan makanan  yang merata, kadang-kadang ada anak ayam yang dominan mengalahkan anak  ayam lain dan dia mendapatkan porsi makanan yang lebih besar sehingga  pertumbuhan anak ayam tersebut tidak bersama-sama, sehingga anaka ayam  yang kalah akan kekurangan gizi dan pertumbuhannya lambat.
Selasa, 29 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


 

0 komentar:
Posting Komentar
Matur Suwun bro...